Powered By Blogger

Laman

Rabu, 16 Juni 2010

Rumah Bambu


Bogor 16 juni 2010

Rumah bambu kini banyak diminati orang banyak, sehingga bahan baku dan tenaga kerja sangat sulit..
tapi kini rumah bambu bisa diperoleh dengan harga 20jtan untuk ukuran semi bangunan bambu dan kayu.
bahkan sekarang rumah bambu bukan hanya untuk villa atau tempat istirahat sementara, sekarang rumah bambu banyak dijadikan rumah tinggal, karena disamping harganya amat terjangkau rumah bambu juga kuat dan tahan lama hingga bisa mencapai 20 tahun lebih..
Rumah bambu juga kini banyak diminati orang sebagai bangunan restaurant karena mempunyai nilai harga yang tinggi untuk kenyamanan pengunjung..
Dan kini KHARISMA BAMBU menawarkan harga yang sangat terjangkau untuk ukuran seperti ini kami menawarkan 1jt-1,5jt karena mengingat bahan baku yang anda inginkan supaya nanti ada toleransi harga untuk pembuatan rumah bambu.

Jumat, 11 Juni 2010

Rumah Bambu

KOMPAS/BENNY DWI KOESTANTO

Seorang warga memotong bambu di hutan bambu di Banjar Buungan, Desa Tiga, Susut, Bangli, Bali, Sabtu (31/10). Bambu menjadi penopang utama perekonomian sejumlah desa di Bangli.

JAKARTA, KOMPAS.com

Vegetasi bambu berdaya serap karbon dioksida tergolong paling besar, berbeda dengan jenis pohon lain karena bambu memiliki kemampuan fotosintesis efisien, yaitu menyerap kembali sebagian karbon dioksida yang dihasilkan.

Dunia tidak akan bisa menolak bambu dengan ekolabel karena bambu yang tidak dipanen atau dimanfaatkan justru akan membusuk di alam dan melepaskan emisi

Dalam pembahasan di Konferensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen, Denmark, baru-baru ini, penanaman bambu diupayakan masuk dalam program Alih Guna Lahan dan Kehutanan (LULUCF), serta Reduksi Emisi dari Perusakan Hutan dan Degradasi Lahan (REDD).

”Dunia tidak akan bisa menolak bambu dengan ekolabel karena bambu yang tidak dipanen atau dimanfaatkan justru akan membusuk di alam dan melepaskan emisi,” kata Marc Peeters, salah satu penanam modal usaha pembibitan bambu satu-satunya di Indonesia dengan teknologi kultur jaringan dari Belgia, Senin (1/2/2010) di Jakarta.

Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja telah menyampaikan gagasannya kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta untuk menghidupkan kembali Rencana Aksi Bambu Nasional. Kebijakan itu dikeluarkan Sarwono saat menjabat Menteri Lingkungan Hidup periode 1996-1997.

Peneliti bambu dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Hutan dan Konservasi Alam pada Badan Litbang Kehutanan di Departemen Kehutanan Sutiyono menjelaskan, fotosintesis bambu memiliki mekanisme C4, sedangkan pohon jenis lainnya C3. Artinya, fotosintesis bambu lebih efisien.

Peeters mengatakan, apresiasi dunia terhadap bambu kini meningkat, seperti di Bandara Barajas, Madrid, Spanyol, yang menggunakan bambu untuk langit-langit gedungnya. (NAW)

Selasa, 01 Juni 2010

SEJARAH RUMAH BAMBU

Rumah merupakan bentukan benda tetap yang tidak dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Pernyataan ini bisa dikatakan sebagai kebenaran dan kesalahan yang saling berkesinambungan. Jika menilik dari sejarah bangsa sendiri, yaitu sejarah dari tanah pulau Jawa, Rumah merupakan wadah hidup yang diartikulasikan mempunyai nyawa untuk menopang manusia dalam berumah tangga dan menjalani kehidupan pada kesehariannya. Orang Jawa membuat rumah dengan kesadaran penuh terhadap guna masing-masing pembentuk rumah tersebut, mulai dari pondasi hingga struktural penutup rumahnya. Mereka memberikan arti berdasarkan fungsi kegunaan benda-benda tersebut sebagai bagian dari Rumah. Mulai dari pemilihan bahan hingga nama-nama setiap materialnya mempunyai arti yang sakral dan sangat jujur terhadap fungsi-fungsi kebaikan untuk kehidupan manusia.

Kesadaran akan hal tersebut membuat mereka menggunakan hitungan-hitungan hari dan tanggal sebagai sarana kecocokan terhadap penghuni rumahnya. Karena hal tersebut dan akibat dari pembelajaran sejarah terdahulunya, maka mereka membuat Rumah seakan-akan memiliki nyawa, sehingga mereka membuat keseluruhan Rumah menggunakan sistim knockdown dan hal ini menjadikan rumah dapat dipindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal tersebut dimungkinkan, karena material kayu pada dahulu kala sangat banyak dan sangat bagus sebagai rumah tinggal. Keseluruhan sambungan konstruksinya dapat dilepas dan disatukan kembali tanpa merusak bentuk dan keindahan rumahnya. Hal itu terbukti, bahwa sampai saat ini banyak peninggalan rumah-rumah Jawa seperti Rumah Limasan dan Rumah Joglo masih berdiri tegak dan masih diperbaharui pembuatannya.

Rumah Limasan memiliki sistim struktur knockdown yang sangat simple, sehingga sistim struktur ini masih dipakai sampai saat ini. Sambungan-sambungan kayu di perkuat dengan sistim sundhuk, sehingga kelenturan daya elastisitas material kayu dapat memberikan gerakan-gerakan tertentu yang dapat meredam getaran atau goncangan akibat dari pergeseran tanah atau gempa bumi. Hal ini dimungkinkan karena mereka belajar dari nenek moyang terdahulu yang sudah merasakan bahaya gempa bumi terhadap bangunan. Pembelajaran sistim sederhana ini harus dilestarikan sebagai nilai sejarah dan nilai estetika struktur yang harus dikembangkan sebagai sistim-sistim yang lebih modern yaitu hadir rumah bambu semi bangunan tembok.